Popular Posts

-

Labels

Translate ke Bahasa yang Lainnya

Komentar Lewat Facebook

Buku Tamu

Eka Arief Setyawan. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

#KamuSingapore #AkuMalaysia (Rekapan Catatan 7 Hari Perjalanan Ter-Absurd Disana)

Begini, sebagai bagian dari nostalgila yang tak tertahankan, maka kali ini saya sedikit me-review pengalaman saya yang sungguh absurd sekali dan tentunya tak terlupakan. Semua tulisan dibawah ini adalah kisah saya selama berada di dua negara yakni SIngapura dan Malaysia demi mengikuti lomba filateli 4 negara di KLCC Malaysia (Lha terus ke SIngapura ngapain? Ya jalan-jalan lah wong tetanggaan juga ya kan mumpung kesempatan wkwk).

Abaikan muka-muka saya :p

Dan karena post dibawah ini adalah bagian dari post facebook saya pada 2014 silam, jadi saya cuma sedikit mengedit ulang tulisan-tulisan saya, biarlah itu menjadi kenangan yang syukur-syukur bisa menginspirasi semuanya hehehe *kalo nggak ya juga ndak masalah heuheuehu :)))
Juga, post-post dibawah ini adalah yang menurut saya tak terlupakan saja, jadi tak semua cerita selama 7 hari itu saya masukkan disini. Ibarat belajar bahasa arab itu ada sisi bithonah-nya. Eh bukan bithonah juga deng, tapi menurut saya ndak seru aja sih yang tak masuk post heuheuheu...

PROLOG



Saat mejeng di depan palang Orchard Road, lumayan biar kekinian gitu katanya heuheuheu :D
A : Tumben Ka kamu kok nggak 'ngebacot' akhir akhir ini, biasanya kalo jalan ke tempat beda sedikit langsung shxbxusjxidhxjxjxjskzksksk alias nyetatus tanpa henti?
E : Wah kamu malah ngingetin saya nih, wkwkwk... Sebenarnya banyak sekali catatan penting saya mengenai sesuatu yg berbeda ketika saya mengunjungi sesuatu yang baru, dan itu selalu saya share di fb supaya menjadi pembelajaran bagi orang khalayak banyak terutama di medsos ini, kalo istilahnya sih sebagai penyegar mata setelah menonton status status alay bin gak penting itu (tapi biasane malah nggarai ngelu ndelok statusmu ka soale dowo dowo) wkwkwkwk...

Dan sebenarnya saya akan launch tgl 4 kemaren, tapi berhubung gk ada wifi di Singapore, justru malah banyak nya di Malaysia, jadi ya mulai hari ini akan saya resmikan edisi khusus status saya yg akan dipecah jadi beberapa part dan saya namakan #kamuSingapore untuk Singapura, dan #akuMalaysia untuk Malaysia, dan tentu saja tulisan saya semua ini real sesuai yg saya alami saat di dua negara itu dan dijamin beda... Mulai yg dari ketinggalan pesawat, dimasukkan dan diintrogasi oleh Badan Imigrasi dua negara, hingga naik taxi cari alamat rumah sambung (maksud saya rumah singgah) yang kesasar hingga berjam jam, semua saya rangkum disini, jadi tetap semangat eaaa... 

----------------------------

'Field Trip GAJE'

HARI 1 #kamuSingapore

KESASAR

Suasana jalanan di Singapore saat siang hari
Bagi yang sudah pernah ke Singapore atau bahkan jadi empu disana. Silahkan membaca dan kalo perlu beri pencerahan saya yang #budaldewean ini.
Hari pertama keberangkatan dihiasi dengan tragedi ketinggalan pesawat yang membuat saya merasa terpukul sekaligus sedikit syok karena waktu saya berkurang sehari dimana akhirnya ditunda keberangkatannya menjadi besok. Skipskipskip... Pada tanggal 4 saya pun kembali ke bandara dengan membawa tiket dan langsung check in seketika juga pukul 12.00 dimana jam berangkat saya pukul 12.50. Sempat ada kisah menarik mengenai koper saya yang ternyata terlalu besar ukurannya (walaupun ringan, cuma 7 kilo, hanya isi pakaian) dan sempat ada debat sedikit lah sama mbak mbaknya saat boarding kenapa kok nggak dimasukkan bagasi. Saya yang bilang karna dana mepet (soalnya tiket dibeliin nggak sekalian bagasi juga). Akhirnya dengan berbesar hati mbaknya mau nganterin koper saya ke bagasi GRATISS!!! Wkwkwkkw (don't try this while boarding).


Saat naik pesawat selama dua jam banyak hal hal baru yang saya dapat disana (soalnya apa apa saat ke Australia sudah banyak yg lupa). Setelah sampai di Changi saya pun takjub dibuatnya. Terminalnya sampai 3, dan semuanya sangatlah sibuk, bahkan semua karyawati salah satu maskapai yg bagian check in saja meskipun nggak ada pelanggan tetap sibuk telepon (embuh telpon sopo). Lalu sempat kesasar juga cari pintu keluar disini wkwkwkw... Sempat nyoba Skytrain juga hingga akhirnya mubang-mubeng Terminal 1 ke Terminal 2, lalu dari Terminal 2 ke Terminal 3, dst.
Tak lama kemudian saya mencoba menelpon saudara seiman disana, dan karna yg di Pasir Panjang katanya salah sambung, yaudah akhirnya saya njujug di Bedok Walk atau biasa disebut kelompok Singapore Timur. Setelah menelpon, saya akhirnya mencoba MRT yang mana ini adalah salah satu kendaraan umum selain Bis Kota yang mengantar kita keluar bandara.
Saya masih ingat pas sampai nginjak pertama tanah Singapur itu pas malem-malem dan berjalan sendirian mencari alamat rumah yang belum pernah saya tahu wujudnya kayak gimana sebelumnya hehehe

Saat antre beli Ez-Link (jadi bisa dipakai naik MRT, LRT, bahkan Bis Kota) yang harganya cuma 12 Dollar, saya lihat di depan mata ternyata pintu MRT nya lumayan banyak dimana ada dua sisi jalur (ya hampir sama kayak jalur kereta api lah) tapi mereka berseberangan, lalu saya memilih jalur ke Tanah Merah (soalnya ada jalur ke Bedok setelah itu). Dan sistem mereka itu unik, jadi jalur jalur itu tak semua dilewati namun terpisah oleh warna warna termasuk ke kota juga. Dimana istilahnya transit atau kalo bahasa kita yakni oper. Oke skip, lalu ketika sebelum saya masuk, ada garis merah dipinggir pintu yang membentang, dan ternyata itu digunakan untuk calon penumpang mengantre, jadi istilahnya itu yg didepan pintu digunakan sebagai jalur penumpang yang turun supaya tak berdesak-desakan. Dan beneran dah disana toleransi nya orang sana tinggi bener, sampai sampai kursi yang ada tulisannya Reserved Seat di tiap sudut bagian kursi atau dipakai oleh Orang tua, Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dll, meskipun orang orang yang terkualifikasi tadi nggak ada alias nggak naik MRT, penumpang lain pun tetap mengosongi bangku itu (entah emang peraturannya atau gimana, yang jelas saya salut sekali). Beda seperti orang Indonesia yang tipikal nya 'aji mumpung'. Selama ada kesempatan ya wajib diembat. Banyak sih orang yang nggak ngerti aturan reserved seat itu lalu mendudukinya padahal bukan sesuai kualifikasinya, tapi itu hanya Bule dari barat. Wekekekeke...
Setelah turun di Stasiun Bedok sekitar jam 7 malam yang mana ini adalah maghribnya orang sini (soalnya selisih dengan Indonesia satu jam dan jelas disana jam 6 sore), saya coba berjalan-jalan dengan mengandalkan ipad saya yang ternyata nggak ada jaringan wifi disana (untungnya sebelum berangkat sempat kepo tentang Bedok Walk, jadi ada bekas kunjungannya hehe) tapi ternyata meskipun offline, navigasi nya tetap jalan juga. Jadi ketika saya berjalan maupun naik bis saat itu navigasi tetap berjalan sesuai dimana letak saya.
Nah lanjut yang ke bis, ternyata saya kesasar lagi sodara sodara wkwkwkw, tapi untungnya yang saya naiki malam itu adalah Free Shuttle Bus atau Bis Gratis. Dan yang mana Bedok Walk itu agak lurus sedikit, eh bis ini langsung puter balik dan sempat lewat Giant Mall, Ikea, dll. Tapi karena ini bis gratis yaudah lah sekalian jalan jalan gitu hehehe...
Saya masih ingat pas momen di dalam bis yang sendirian dan sungguh kesepian - saya pun mendengarkan lagunya mbak Raisa - LDR. Itu itu itu bikin galau gitu sih *meskipun ndak tau juga siapa yang digalauin wkwk

Dan saya pun kembali ditampar *lebay* oleh keadaan di kota ini dimana bersihnya minta ampun walaupun banyak pekerja proyek dimana mana, dan sedikit rumah pribadi disana, karena benar kata kawan saya kalo mayoritas masyarakat disini tinggalnya di apartemen, jadi apartemennya banyak gitu plus tinggi tinggi. Serta banyak sepeda yang diparkir di berbagai sudut dan diikat, ada yang di pohon, di tiang halte, dll. Hingga yang buat saya takjub yakni jalur hijaunya yang berada di sepanjang jalan selalu ada namun sayangnya kalau malam cukup gelap gulita sekali, tapi gitu ya masih banyak saja orang yang berjalan kaki dengan santainya di tengah gelap seperti itu. Kemudian saya membayangkan, kalau misalnya di Indonesia, apakah tempat kayak gitu gak bakalan laku keras buat anak geng motor lah, pacaran lah, atau perbuatan maksiat lainnya kayak pesta cukrik lah terus tewas lah wekekeke...
Setelah muter muter dengan Bis dan kedinginan soalnya AC nya dingin banget, lalu berhenti di tempat awal saya yakni Bedok Mall, meskipun gratis tapi fasilitas juga nggak minim, bahkan yang saya lihat, mayoritas masyarakat disana selalu membawa gadget dan rata rata iPhone semua hehehe *skip*. Saat turun, saya pun tersadar kalo ternyata ada peta dan pembagian jadwal bis di tiap halte yang mana ada berbagai jenis kualifikasinya. Dan ternyata jalur ke Bedok Walk hanya ada dua bis, yakni Bis 2 dan Bis 9. Dan yang bikin saya kaget lagi ternyata bukan bis biasa atau yang saya tumpangi tadi sebelumnya sodara... Ternyata bis tumpuk wkwkwkwk (dulu di Indonesia sempat ada tapi sekarang sudah dihapus). Dan saya pun nggak tau bis tumpuk disini namanya apa tapi yang jelas ketika masuk dan keluar bis ternyata pakai kartu Ez-link yang saya beli sebelumnya di stasiun MRT tadi.
Saat bis berangkat, saya awasi terus maps di ipad sembari selonjorin kaki soalnya lumayan lelah juga dan bahkan nggak pernah secapek ini, pegal juga pasti karena tadi mayoritas saya jalan kaki mulu... Setelah sampai di Bedok Walk, saya pun turun, kemudian berjalan kaki di suatu jalan yang isinya rumah rumah, yaudah terus saya cari deh alamat Pak Haji Jamil atau rumah singgah disana. Dan setelah berjalan cukup jauh (karna rumahnya di pojokan) akhirnya bisa sampai dan kebetulan juga pas pengajian kelompok Ibnu Majah disana. Dan yang bikin saya kaget lagi, setelah bertanya tanya kepada pengurus disana yang hampir mayoritas orang melayu, ternyata pengajian mereka hanya senin dan kamis saja lho... Wah bersyukur saya yang ngajinya walaupun full seminggu tapi masih semangat wekekeke...
Tunggu tulisan saya berikutnya yaaa... #Cemungutthhh (<-- Hestek sebelah ini alay sih seriusan. Red)
----------------------------

Saya lanjutkan post mengenai #kamuSingapore

HARI KE 2 : KAKI PEGAL GILAAA!!! #Part1


Keadaan di dalam bis kota. Btw, alat moda transportasi disini tepat waktunya memang subhanallah... Ndak main-main sodara sodara wkwkwk :D
Hari kedua saya menginjak tanah Singapura diawali dengan sarapan roti prata bersama Pak Man, pengurus rumah sambung disana yang mentraktir saya di dekat Simpang Bedok, atau lebih tepatnya ke sentra resto dan memesan makanan di sebuah rumah makan orang India yang mana disini pasti halalnya (karena mereka juga muslim) dan juga dibuktikan dengan logo halal di plakat atasnya. Dan setelah saya lihat bill harganya, ternyata Roti Prata plus curry dan teh tarik menghabiskan sekitar 5 dollar saja *eh, saja... Kalo di kurs kan ke Rupiah sekitar 50 ribu rupiah*. Setelah itu tiba tiba Pak Man nyeletuk dengan bahasa melayu nya : "Kalo kamu pengen jalan jalan ke merlion atau bandar (pusat kota), kamu bisa naik bus nomor 10 langsung turun sana kok". Nah karna dipacu sama perkataan itu. Maka saya oun langsung let's gooo untuk mandi dan ganti baju, langsung deh kemudian berangkat ke pusat kota buat take a moment sebelum ke Kuala Lumpur. Eh tapi sebelum naik bis, saya sempat ke kantor pos Singapore yang tepat diseberang halte untuk mengirim surat ke Cak Oli yang sudah saya janjiken beberapa hari silam hehe... Baru deh setelah itu saya berangkat ke Merlion dan sekitarnja.
Roti Prata + Kuah Kari + Teh Tarik. Spesial karena ditraktir Pak Man *alhamdulillah*
Sehat selalu Pak Man jagain rumah singgahnya (y)
Durasi untuk naik bus ke pusat kota memakan waktu sekitar satu jam, dan itu selalu tepat waktu sesuai yang diprediksikan di jadwalnya. Karena memang yang pertama sifat masyarakat Singapura adalah manusia yang selalu on time, dimanapun dan kapanpun. Lebih-lebih ketika masuk sekolah ataupun kerja juga pantang terlambat! Kalo sekali saja terlambat... Wah jangan harap dapat toleransi dari orang sana ya ckckck... Tapi hal ini juga berlaku dengan seluruh angkutan umum masal di seluruh Singapura, terutama MRT yang penjadwalannya sangat ketat dan selalu dimonitor penuh dengan pengelolanya, hingga kapan kereta datang ke stasiun saja selalu tepat waktunya.
Suasana jalanan Singapur sektor Bedok Walk pagi hari

Lalu yang kedua, karena bus selalu berhenti di halte yang disediakan disana untuk menurunkan / menaiki penumpang. Itupun berhenti kalo memang penumpang didalamnya ingin berhenti yang caranya dengan menekan bel yang ada di sudut sudut tiang bus. Kalo nggak mencet ya bus nggak akan berhenti dan akan terus berjalan hingga melewati halte halte berikutnya.
Yang ketiga, karena bus memiliki kewenangan lebih dalam menggunakan jalan umum dan mengalahkan mobil seperti dalam hal menyalip hingga penggunaan lajur jalan. Semua itu karena demi kepentingan para penumpang dan kenyamanan dan kebaikan mereka. Dan ingat, jarang disini sopir yang ugal ugalan selama di jalan, bahkan hingga nyaris celaka juga tak pernah (sepengetahuan saya lho ya). Mereka juga tampak santai saat mengendarai bus tersebut. Dan satu juga bahwa rata rata pekerjaan menyetir bus ini didominasi oleh orang-orang tua lho... Jangan lupa bahwa di Singapore, dalam memajukan negaranya tak hanya para pemuda saja lho yang dituntut bekerja, para orang tua hingga yang sudah sepuh sekalipun juga dituntut produktif atau malah disuruh menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bekerja. Karena memang Singapore memiliki tekad untuk selalu mengembangkan sumber daya manusia nya, sebab negeri tersebut - yang seperti kita ketahui - tak punya sumber daya alam tetap seperti di Indonesia yang melimpah - namun dinikmati oleh orang luar - jadi supaya tetap bisa memegang predikat negara maju, pemerintah disini lebih mementingkan untuk memajukan sumber daya manusia yakni dengan mengajari keterampilan dan bekerja guna kemajuan usahanya. Dan Singapore ini memang dikhususkan untuk negeri para bussinessman atau pekerja bisnis yang rata rata juga membuka cabang atau branch office disini. Jadi jangan kaget ya kalo banyak gedung bertingkat disini hehe...

----------------------------

My Trip Report
Hari 2 #KamuSingapore : JALAN JALAN

Rumahnya bagus-bagus, kayak di Citraland #eaaaa wkwkwk

Kini saya akan melanjutkan lagi cerita saya setelah sebulan berlalu #cieeee. Dan ternyata banyak yang pengen untuk dilanjutin, serta supaya saya nggak dicap pembohong karna saya sudah pernah janji kalo bakal bercerita tentang pengalaman saya sebulan lalu ini sampai tamat hehehe...
Oke berlanjut setelah hari pertama saya baru sampai di rumah singgah pada malam hari. Keesokan harinya saya memulai hari di Singapura dengan ditraktir makan oleh Pak Man (yang mengurusi rumah singgah) di sekitaran Simpang Bedok yang terkenal akan restoran yang ramai pada malam hari. Saya pun diajak ke restoran milik orang India (karena halal) dan mencoba untuk sesuatu menu yang baru dan belum pernah kumakan sebelumnya yakni Roti Prata dengan telur serta minuman impian yakni Teh Tarik hahahah... Saat saya berhasil memakannya ternyata rasanyaaa... Enak banget! Tapi karena sama pak Man dibeliin dua porsi jadinya pas balik ke rumah saya kekenyangan heuheuheu.... Oh iya, dan kebiasaan Pak Man saat pagi selalu membeli koran lho di dekat sana, biasanya sih koran favorit beliau itu MyPaper. Dan selalu menyapa orang jika melewati keramaian termasuk sesama muslim yang rata rata orang India disana.
Bagian dalam kamar singgah saya. Saya masih ingat saat itu kasur menjadi saksi bisu saya ketika menggelar semua uang yang saya bawa saat itu untuk dibagi-bagi per harinya. Dan ternyata kebanyakan recehan sodara-sodara sampai bikin dompet jebol wkwk *ini serius*

Oke skip... Pagi itu pun saya sempat diberi wejangan oleh Pak Man mengenai rute bis disana sekaligus menantang saya untuk mengelilingi kota Singapura termasuk ke Orchard, dkk. Saya yang sudah ngebet banget akhirnya mengiyakan tantangan itu (walaupun akhirnya Pak Man nggak ikutan wkwkwk) dan saya pun berlanjut mandi, berkemas, dan siap berangkat untuk keliling Singapura! Oh iya, dan saya pun diberi waktu oleh Pak Man sampai jam 1 siang karena kebetulan hari jumat dan ada jumatan juga disana pada pukul 1 siang ( karna perbedaan waktu Indo sama Sing) dan saya pun mengatakan nggak sampai lebih jam satu kok hehehe...
Saya masih ingat bis yang saya naiki adalah bus nomor 10 *eh bener yak?* jurusan bedok hingga pusat kota (kalo orang sana nyebutnya sentral). Saya pun masuk kedalam bis yang bisa dikatakn super canggih karna berbasis kartu dan karena saya sudah membeli kartu ez-link saat pertama kali naik MRT dari bandara, ternyata itu juga bisa digunakan untuk naik LRT, bis biasa hingga bis tumpuk lho hehe...

Sepanjang perjalanan ke pusat kota, saya bawaannya pengen tidur mulu... Bukan karna apa, selain fasilitas bis yang nyaman dan dingin, ternyata suasana di jalan juga mempengaruhi saya. Jalanan yang bersih, rapi, rindang, jarang ada kendaraan, rumah rumah bagus, apartemen yang gk terlalu sumpek, membuat saya berpikir ulang yang menganggap Singapura adalah negeri kecil, namun saya akhirnya berkata tidak! Karena dibalik negeri yang kecil, ada jutaan kurcaci hebat yang akhirnya kita sebut SDM atau Sumber Daya Manusia!
Oke skip! Setelah satu jam berlalu tepatnya pukul 9 pagi, saya pun akhirnya turun di dekat Merlion Park alias sudah pusatnya kota. Pencakar langit yang banyak, jalanan yang amat ramai oleh pekerja kantoran maupun kendaraan. Kemudian saya berjalan sebentar untuk melihat Merlion dari dekat. Dan ternyataa pemirsaahh patung Singapura yang biasanya saya liat di papan monopoli kini saya bisa liat beneraaann waaaaa *alay* serta hotel yang ada perahu nyangsang diatasnya, serta bianglala... Wah saya pun akhirnya sangat bersyukur sekali karena Allah mau mengijinkan saya untuk melihat berbagai jenis ikon ini yang awalnya hanya bisa saya lihat di media sosial ataupun permainan monopoli sekalipun hehe...
Ekspresi pertama ketika liat Merlion : "Ebuset, ternyata kecil yak patungnya. Saya kira kayak liberty gitu ukurannya" *sotoy padahal belum pernah ke amrik juga wkwk*

Gedung-gedung di pusat kota

Setelah puas puasan berfoto disana, akhirnya saya pun mencoba untuk berkeliling lagi dan merambah ke bagian Orchard Road. Dengan menaiki bis lagi, saya pun kemudian turun dan langsung berjalan jalan memasuki berbagai jenis gedung, mulai dari Museum Singapura *karena nggak sengaja ngeliat gedung bagus jadinya pengen masuk*, terus Singapore Philately Museum, lalu keliling Singapore Management University (termasuk beli segelas milo dan sempat ditanya oleh bule 'Are u lost?' Dan kemudian saya mengatakan mau ke museum filateli hahaha dan dia langsung membuka google maps dan memberitahukan pada saya).
Di depan Singapore Philatelic Museum *abaikan muka *pemula lagi nyelpi

Sebenarnya ada banyak museum disana dan sekitar 6 lebih jumlahnya, namun karena keterbatasan waktu mengingat waktu pun tak terasa sampai jam 12 siang (padahal cuma ke tiga tempat lho) saya pun akhirnya balik lagi ke Bedok, dengan bus pastinya.
Sekali lagi, saat menaiki bis saya pun kembali ditampar oleh Allah akan pentingnya mentaati peraturan, termasuk di dalam bis sekalipun. Siang itu, saat bis berjalan. Saya kebetulan berdiri di tengah bis karena kursi penuh, lalu dibelakang saya ada dua ibu kurus (kayaknya orang asli sana) yang memakai sandal pada umumnya dan berbaju agak modis (kayaknya ibu sosialita). Dan saya pun seperti biasa mengenakan batik, bawahan gelap, dan bersepatu. Saat itu tiba tiba bis berjalan agak cepat, otomatis para penumpang pun terdorong ke belakang termasuk saya sekalipun yang akhirnya karna nggak berpegangan pada pegangan (karna sibuk megang ipad barusan dapet sinyal wifi dekat sana) (gak tau apa di pikiran saya di dalam bus kok sempat sempatnya ngurusin sinyal wifi) saya pun akhirnya ikut terdorong kebelakang dan nggak sengaja nginjak kaki salah satu ibu itu. Bayangin sepatu ukuran gede nginjek kaki kecil bersandal. Saya aja pas habis ngebayanginnya jadi ngilu sendiri... Akhirnya orang itu kesakitan dan saya meminta maaf. Gitu saya sempat keliru bilang maaf dalam bahasa Indonesia wkwkwkwk *koplak*. Afterthat kedua ibu itu pun saling berbincang dan tampak mengumpat juga sih dalam bahasa cina sebelum akhirnya turun ke stasiun terdekat, dan saya hanya bisa ngelus dada habis mengalami kejadian itu. Ya Allah... Saat itu juga saya langsung takut ngelanggar lagi pas disana (semoga sepulang di Indonesia juga tetap gitu hahaha).
Bagian dalam Museum Filateli Singapura

Bis pun akhirnya terus berjalan hingga satu jam kemudian mendekati jam satu siang dan memasuki jalan Bedok eh ternyata malah berhenti di terminal dekat Bedok Mall *karna itu rute terakhirnya* dan saya pun akhirnya oper lagi untuk bisa sampai ke Bedok Walk. Setelah itu saya sampai di rumah singgah jam satu tepat! Yeay!!! Dan kemudian masuk rumah, mandi, lalu persiapan jumatan di masjid yang ada dibelakang rumah itu hehehe... :D
Cerita Selanjutnya : Perjalanan ke Malaysia malam nanti
*tunggu cerita saya selanjutnya eaaaaaa* :)
--------------------------------

HARI 3 #akuMalaysia 

KESASAR DI JOHOR BAHRU HINGGA MASUK IMIGRASI

Oke, sekarang saya akan update lagi di awal februari lanjutan dari kisah saya di Singapore waktu lalu hehehe... *sorry sibuk sekali soalnya jd gk kepikiran update kisah perjalanan saya*. Dan kita mulai dari jumatan di siang hari pasca jalan jalan di pusat kota Singapore.

Setelah saya berjalan jalan hingga lelah, saya pun ditarget oleh Pak Man untuk bisa hadir dalam jumatan maksimal jam 1 siang (karena disana waktu nya geser satu jam). Dan singkat cerita kok ya alhamdulillah pas jam 13.00 langsung nginjak teras rumah hahaha *emang bener bener dah bus nya tepat waktu bangeut*. Setelah jumatan kita pun berdiskusi dengan jamaah lain sembari disajikan beberapa jenis makanan oleh istri dari Pak Man mengenai kepulangan saya nanti (eh lebih tepatnya keberangkatan saya ke Malaysia sih), dan ada seseorang yang berwajah seperti Arab, tetapi orang KL (gobloknya saya nggak tanya siapa nama orang itu) yang bersedia untuk mengantar saya ke stasiun Woodlands karena saya berencana ingin naik KLM atau seperti kereta api antar negara Singapore dan Malaysia. Lalu ada yang menyanggah juga kalo lebih baik naik bus ke Johor terus ke KL, tapi disanggah lagi katanya pas di stasiun Larkin, Johor itu banyak penjahatnya, dsb. Namun akhirnya saya pun tetap memutuskan untuk naik kereta Woodlands, karena selain aman, waktunya panjang dan dilalui dengan waktu semalam jadi bisa tidur, dan tentunya nggak ada oper operan karena langsung satu tujuan yakni ke stasiun pusat KL (Kuala Lumpur jehh).
Tak terasa pun waktu semakin sore dan mungkin karena efek pergeseran jam tadi ya jadi jam 4 sore pun sudah agak maghrib gitu. Saya pun akhirnya diantar oleh orang KL tadi dengan mobil sabilillah menuju Woodlands. Sewaktu di perjalanan banyak sekali yang kita bahas, mulai dari cara kerja orang Singapura, pembagian waktu, pengajian, bahkan bahas PPG juga, lalu para tentara maupun wamil Singapura yang wajahnya kayak boyband semua wkwkwk, hingga cara beli mobil dan pajaknya yang katanya lebih mahal nilai pajaknya daripada harga mobil sendiri, itupun hanya diberi masa aktif 10 tahun sebelum akhirnya diserahkan ke pemerintah lagi dan dihancurkan ataupun diekspor kembali hahaha *aya aya wae pemerintah iku*
Momen saya di dalam mobil saat berbincang banyak seputar Singapura di sore hari menuju stasiun Woodlands

Setelah sekitar jam 6 sampai di Woodlands dimana itu adalah ujung dari Singapura tepatnya di sebelah utara dan berbatasan laut langsung dengan Johor, saya langsung bergegas mengangkat koper dan membeli karcis kereta yang harganya sekitar 40 dollar Singapura. Oh iya, keunikan dari pembayaran tiket di dua negara ini adalah dimana nilai harganya sama namun beda mata uang. Jadi kalo di Singapura seharga 40 dollar Singapura atau sekitar 400 ribu, nah kalo di Malaysia ya juga 40 tapi ringgit atau sekitar 140 ribu. *beda jauhh kaann* wkwkw.
Dan yang bikin saya terharu juga adalah ternyata saya dibeliin tiketnya sama orang yang nganterin saya tadi dan mengatakan kalo doa musafir itu mustajabah. Jadi saya diharapkan bisa doain beliau yang bagus bagus... Iya pak saya doakan semua semoga anda bisa sukses dunia akhirot pak... Alhamdulillah Jaza Kallahu Khoiro... Saat itu antara terharu sama ngenes sendiri saya karena memang dana saya mulai menipis yang berpengaruh pada jumlah ringgit saya juga, namun semua itu berubah semenjak peristiwa tak terlupakan tadi. Alhamdulillah...
Singkat cerita, karena jam berangkat kereta adalah jam 9 malam, jadi saya langsung dipersilahkan sholat dulu di masjid dekat situ serta mampir ke pertokoan sana (karena memang dekat pasar gede dan panjang. Dan beberapa jam kemudian saya pun akhirnya bergegas untuk naik kereta.
Nah petualangan tergoblok sepanjang sejarah saya pun dimulai dari sini, dimana saya keliru masuk pintu pas checkpoint. Jadi disana kan nggak hanya terminal kereta saja, tapi juga terminal bus yang mana saya ternyata keliru masuk ke check point bus dan parahnya lagi saya baru sadarnya pas sudah cap paspor masuk ke Johor Bahru dan saat masuk lorong menuju kota itu. Saya pun langsung membatin 'Perasaan ini kereta saya langsung KL deh kok malah masuk Johor Bahru sih' dan kemudian banyak bus dan para penumpang yang antre masuk membuat saya lebih sadar lagi dan langsung bergegas untuk kembali ke checkpoint kereta, dan alhamdulillah saya tadi masuk checkpoint agak longgaran jam nya jadi sempat kemakan waktu dua jam lebih karena kesasar ambil jalan tangga dan SEMPAT MASUK IMIGRASI JUGAAA... Saat saya mulai tersesat karena terlanjur cap paspor ke Johor Bahru. Saya pun kemudian didatangi oleh orang-orang dari ICA atau disebut Immigration and Checkpoint Authority Singapore atau badan imigrasinya sono. Lalu saya pun dimintai KTP dan kemudian saya digiring ke kantornya.
Suasana di dalam kereta. Momen pas masuk imigrasi pun ndak sempat saya foto *wong udah ketakutan dideportasi malah sempat poto poto wkwkwk

Singkat cerita saya pun mulai merinding karena memang belum pernah kena kejadian seperti ini apalagi pas sendirian pula. Kemudian saya memasuki kantor yang memerlukan tombol kunci pintu berkali kali *jadi pintu keamanannya berlapis lapis gitu* dan saat masuk ternyata banyak juga orang Indonesia disana dan juga lagi menunggu untuk diproses karena memang mereka melanggar dan hukuman terberatnya yakni nggak boleh masuk Singapura hingga deportasi. Dan sungguh pikiran saya waktu itu hanyalah yakni jangan sampai di deportasi karena itu sungguh ngeri dan menghancurkan semua rencana mulia saya untuk tahu keadaan negara orang serta jadwal ke calon kampus juga bakal kacau balau. Apalagi pas sebelum saya dipanggil ada TKI dari Indonesia yang juga diproses dan diputuskan tidak boleh masuk Singapura lagi, nah kalo kayak gitu gimana nasib saya yang juga belum ngerasain nginjak tanah Malaysia hohoho...
Jangan dikira dibalik foto-foto saya selama disana yang kelihatannya ngeflat banget nggak ada masalah apa apa saat disana, justru masalah itu akhirnya kalian katahui berkat pengalaman cerita ini hehe... Ya semoga jadi pembelajaran aja kalo pas kesana kelak hehe... Oh iya lanjut cerita, kemudian saya dipanggil untuk masuk ke ruang interogasi dan didalamnya sudah ada dua wanita imigrasi dari Malaysia dengan logat melayunya yang khas dan cantik cantik pula, tapi ngomongnya subhanallah, galak beutt... Ya walaupun saya nggak digalaki juga sih tapi beberapa pertanyaan mereka sempat menohok juga haha dan ternyata masalah pada saya yakni tahun lahir antara KTP dan paspor yang berbeda. Duh! Dan sempat ditanyai macem macem juga mengenai diri saya dan disuruh perlihatkan isi yang ada di dalam tas dan dompet saya *kapok kon tasku seberat itu isinya seabrek wkwkw*. Dan memang itu kesalahan saya juga karena tahun di KTP dan paspor kok bisa beda, dan saya mengatakan kalo itu salah cetak hehehe... Setelah itu mereka memaafkan dan sempat sidik jari juga katanya sih buat database serta memberi saya kesempatan supaya kalo saat sampai di Indon *kalo kata mereka gitu huhu* segera dibenerin itu KTP nya hehehe makasih mbak mbak canteekk... :D
Singkat cerita, paspor dan KTP saya pun akhirnya kembali dengan selamat dan nggak diberi tanda khusus lalu kemudian saya pun berjalan kembali hingga masuk check point kereta yang ternyata masih lama jam masuknya *dan sungguh saya bersyukur sekali karena peristiwa tadi terjadi beberapa jam sebelum check point dibuka* dan kayaknya itu menang skenario dari Allah biar saya bisa ngerasain pengalaman tersendiri yang mana hanya 1 banding 1000 yang bisa kayak gitu wkwkwk...
Setelah itu, jam 9 pun sudah tepat dan saya bersama para calon penumpang lain segera melakukan checkpoint, dan ternyata checkpoint antara bus dan kereta beda jauh sekali, baik dari segi pelayanan maupun pengamanannya yang ternyata nggak begitu ketat *mungkin karena tiketnya mahal kali ya jadi yang beli hanya orang tertentu alias berduit saja*. Dan unik ya setelah saya cap paspor dan bergegas masuk kereta, karena saya pakai batik kuning waktu itu, saya pun sempat disahuti sama security disana dan mengatakan 'eh ada Joko Widodo disini* wkwkwkw, dan setelah itu saya pun masuk kereta yang super dingin dan langsung duduk di kursi yang sesuai dengan karcis saya, dan setelah kereta berjalan, saya pun sempat nonton video-video klip di eped saya sembari menyaksikan suasana malam di Malaysia dan setelah itu seisi kereta pada ngorok semua termasuk saya hohoho...
Naik kereta cepatnya Kuala Lumpur yakni RapidKL *koinnya jadi keinget di Timezone wkwk

Itulah cerita singkat saya saat menuju Malaysia, dan nantikan pengalaman saya ketika sampai disana di post selanjutnya yaa *maksud saya selanjutnya setelah status status lain kalo saya sibuk wkwkwk* dan semoga menambah inspirasi 

----------------------------

EPILOG

FAKTA #akuMalaysia

Saat tadi pergi ke Pasar Seni dan Petaling Street (Chinatown) bersama kawan kawan KL, banyak sekali fakta yang saya temukan disini antara lain :

1. Banyak lagu Indonesia yang diputar di radio radio Malaysia bahkan menduduki chart lagu disini, tapi rata rata sih yang mendayu dayu lagunya, sebut saja Agnes Monica versi lawas, Peterpan dan Noah, hingga Selimut Tetangganya Repvblik. Dan ternyata banyak orang sini yang suka sehingga kadangkala mereka menirukan lagu tersebut. Tapi tak hanya lagu lho. Bahkan foto Saykoji juga nampang sebagai ikon produk mi instan yang mereknya sama dengan di Indo hehe...
2. Tak hanya lagu mendayu dayu yang sering diputar di radio. Lagu Rasa Sayange pun juga berulang kali diputarnya, bahkan kawan di sebelah saya yang sedang menyetir tadi sampai ikut menyanyikan dengan fasihnya, mungkin terlalu bangga gitu ya sama lagu ini. Dan tentunya dengan gubahan aransemen apapun, mulai dari penyanyi laki sampai penyanyi perempuan juga mengaransemen lagu ini terus masuk radio.
Dan pertanyaan saya, apakah kita sudah sebangga ini dengan lagu yang notabene itu adalah kepunyaan konkret negeri kita tercinta? Apa kita tak gundah begitu mendengar fakta tadi - dinyanyikan dengan fasih dan bangga dengan rakyat Malaysia bahkan masuk radio berkali-kali? Dan apakah kita hanya sebagai korban sulut media, yang mana media mengobar-ngobar berita kalau lagu milik kita diklaim oleh negeri tetangga, lalu kita marah dan memboikot apa apa yang mengenai mereka?
Nah pertanyaannya sebelum diklaim negeri lain, kemanakah saja kita?
---------------------------

GALERI POTO

Suasana Kuala Lumpur di pagi hari, sungguh sepi dan keren-keren bangunannya *setara kayak di bilangan Sudirman tapi versi sepi nya wkwk

Menara Petronaaaasssss

Saya bersama karya filateli saya yg dilombakan dan alhamdulillah dapat medali Large Silver *abaikan muka lagi wkwk

Suasana Pameran Four Nations Philatelic Exhibition 2014, Malaysia

Suasana kamar di rumah singgah Kuala Lumpur *serasa kamar sendiri wkwk

Bingkai-bingkai foto di ruang kelas pengajian di Malaysia. Tampak foto Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di sebelah kiri, dan juga foto Raja Yang Di-Pertuan Agong Tuanku Abdul Halim (Raja Kedah) beserta istri.

Ditraktir di resto Thailand oleh mas *saya lupa siapa namanya *ini khilaf sih *yang pasti saya tau beliau menikahi muslimah Indonesia dan hidup sukses di Malaysia sini.
Tapi tetap saya doakan semoga rezekinya lancar selalu mas soalnya sudah membelikan saya tiket pulang ke Singapur juga hehhe

Suasana Student Service Centre bekas calon kampus idaman, Nanyang Technological University :)


Ini kampus memang keren, selain terbaik di dunia akan prestasi akademiknya, suasana kampusnya juga subhanallah juga pokoknya heheheh :)))

Ruang kamar singgah saya setelah dari Malaysia tepatnya di Singapore Barat

Suasana Singapur di sore hari di penghujung balik ke Indonesia. Benar-benar pengalaman serta momen tak terlupakan *tentunya bersama Raisa - LDR wkwk

:

:)

< >